Menikah Itu Soal Berjuang Berdua. Tak Cukup Jika Hanya Romantisme Semata

Menikah memang menjadi impian banyak orang. Sebelum menikah, kemapanan memang menjadi hal yang diperhitungkan. Wajar apabila ada pemikiran demikian. Karena ada banyak hal yang perlu diperhitungkan, mulai dari resepsi, rumah, kendaraan, penghasilan bulanan, hingga asuransi pendidikan untuk anak-anakmu kelak. Tidak ada yang salah dengan itu. 


Namun kemapanan tidak berarti anda dan pasangan dapat segera hidup bergelimpangan harta sesudah menikah. Layak untuk kamu tahu bila membangun biduk rumah tangga juga masalah perjuangan bersama. Karena di situlah, anda dan pasanganmu kelak belajar untuk sama-sama memperkuat. Lalui susah-senangnya bersama dan nikmati manis-getirnya berdua. 

1. Diawali dari nyicil KPR berdua. Kelak cerita berhemat untuk nyicil rumah ini jadi nostalgia manis dan dapat anda ceritakan ke anak-cucumu kelak. 

Miliki rumah sendiri pasti impian banyak pasangan muda. Tidak terkecuali anda. Anda yang bergerak ke arah pelaminan. Bahkan anda yang jomblo juga pasti berkhayal bila menikah kelak tentu ingin miliki rumah sendiri. Bila masalahnya anda dan calon pasangan mentok di dana untuk beli rumah, jadi jalan keluarnya yaitu dengan bekerja sama bahu-membahu menyicil KPR. Untuk masalah yang satu pasti membutuhkan banyak pengorbanan. Anda serta pasangan yang waktu pacaran rajin hang out setiap malam mingguan, sesudah menikah pasti harus sebagian pikir dahulu. Namun berduaan dirumah angsuran dengan bertemankan nasi goreng bikinan pasangan, bukankah hal yang romantis? 

2. Keinginan untuk miliki mobil terlambat karena harus nyicil rumah. Toh masih ada motor yang setia menemani kalian melangkah. 

Untuk miliki rumah yang diimpikan, sementara biaya ngepas, jadi keinginan untuk miliki mobil juga harus tertunda. Alhasil anda dan pasangan kemana saja naik motor. Naik motor walaupun terkadang kehujanan, namun itu juga moment yang dapat anda kenang. Di dalam pasangan lain yang masih bisa suntikan dana dari orang-tua, anda dan pasangan malah pilih untuk menikmati perjuangan berdua. 

3. Atau romantisan di angkutan umum berdua. Pulang kerja janjian ketemuan di halte. Tidak apa-apa, di nikmati saja.. 

Seringkali anda dan pasangan memilih untuk naik angkutan umum saja. Halte jadi tempatmu dan pasangan bertemu di penghujung hari. Kebiasaan kerja yang capek perlahan-lahan hilang, seiring serunya anda dan pasangan bertukar cerita. Orang bilang itu miris, namun bagimu itu kebahagiaan. Karena anda bersyukur dapat melalui ini dengan orang yang tepat. 

4. Bahkan istilah yang dangdut banget, sepiring berdua jadi moment indah yang tentu akan selalu terkenang. 

Arti sepiring berdua yang dahulu sering anda dengar, saat ini benar anda dan pasangan rasakan. Alih-alih merasa malu omongan orang, anda dan pasangan cuek saja. Toh anggap saja dunia punya kalian berdua. Moment miris namun romantis ini akan selalu terkenang. 

5. Tidak selamanya persoalan financial jadi bencana. Peristiwa ini justru jadi kesempatan anda dan dia untuk sama-sama menguatkan. 

Mengarungi biduk rumah tangga tidak semudah naik sepeda bebek di taman hiburan. Terkadang banyak cobaan yang harus anda dan pasangan lalui. Kesusahan finansial yang sedikit berat misalnya. Waktu tersebut malah ajang bagimu dan pasangan untuk sama-sama memperkuat. Saling berbagi tangis dan pelukan. Serta yakin akan ada pelangi setelah hujan. 

6. Ini bukan cerita utopia, karena sebenarnya banyak pasangan hebat yang terlebih dahulu mencecap getirnya berumah tangga. Pasangan ini buktinya. 

Anda tentu tahu dong cerita cinta Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung, dengan sang istri, Atalia Praratya. Kang Emil menikah di umur yang termasuk muda untuk umur cowok, yaitu 25 th. dan sang istri 23 th.. Menikah di sementara keadaan ekonomi yang belum begitu mapan jadi tantangan sendiri.

 Dipecat dan kerja serabutan untuk menafkahi keluarga di negeri orang telah pernah Kang Emil alami. Bahkan sang istri harus melahirkan anak pertama mereka di satu rumah sakit gratis, spesial untuk warga yang kurang dapat. 

Kang Emil dan istrinya saat ini dapat membuktikan kalau melalui manis-getirnya berumah tangga itu bisa jadi ajang untuk saling menguatkan kok. 

Menikah di waktu kamu dan calon pasangan telah mapan, pasti impian semua orang. Namun, dikala takdir mengharuskanmu dan dia untuk berjuang bersama, lalu apa yang anda takutkan? Bila ternyata dia memang orang yang tepat, dengannya perihnya hidup dapat diubah jadi anugerah… hipwee
Menikah Itu Soal Berjuang Berdua. Tak Cukup Jika Hanya Romantisme Semata Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Zahra