Dalam satu pernikahan itu harusnya dari awal memiliki prinsip yang baik. Sama-sama tahu dan memahami pada pekerjaan, hak dan kewajiban suami dan istri. Supaya tidak berlangsung beberapa permasalahan yang sulit dalam satu rumah tangga yang telah ditempuh.
Waktu pagi memberi salam dalam situasi buta, istri yang Anda cintai sudah terbangun. Ia mempersiapkan semua kekeperluan Anda sebelumnya beranjak kerja, lantas bangunkan Anda dengan sentuhan lembut sepenuh cintanya.
Menyiapkan air hangat untuk mandi, sarapan supaya tenagamu penuh, dan pakaian yang telah dicuci bersih, disetrika rapi, dan disemproti parfum. Iya, istri Anda lakukan itu sejak mulai hari pertama pernikahan, hingga sekarang ini. Silakan hitung, berapakah lama masanya? Berapakah banyak yang perlu ia korbankan untuk kerjakan hal semacam itu?
Setelah Anda pergi, yang lebih dahulu dilepaskan dengan doa yg tidak putus, senyum yang senantiasa merekah, muka yang sumringah, dan salam lembut penuh doa, pahamilah satu hal ; tengah mengantri demikian daftar kerjaan yang perlu ditangani oleh istri yang Anda sayangi itu.
Rumah, harus selekasnya dibersihkan. Mulai menyapu, mengepel lantai, jendela, membereskan kamar tidur, bersihkan piring, pakaian, dan terdapat beberapa pekerjaan ‘remeh’ lain yang tidak mungkin dan akan begitu melelahkan apabila didetail satu persatu.
Selanjutnya, ia bergegas untuk mempersiapkan sarapan anak-anak yang akan berangkat ke sekolah. itu jugahanya satu anak ; sadarilah bila ia akan tak ingin mengkonsumsi makanan yang sama di tiap-tiap paginya. Belum lagi apabila anak kita lebih dari satu ; pertama nasi goreng, ke-2 nasi uduk, ketiga lontong sayur, dll.
Bukankah itu begitu melelahkan dan jauh semakin banyak dari pekerjaan Anda di kantor mana juga anda bekerja dengan jabatan setinggi apa pun?
Lalu, setelah istri Anda hanya satu itu selama seharian menyelesaikan pekerjaan rumahnya, di senja hari Anda pulang dengan membawa lelah, ia juga harus mempersiapkan diri dengan penampilan terbaik untuk menyambut Anda.
Pasalnya, apabila Anda pulang sementara keadaannya awut-awutan tak jelas, ekspresi Anda segera kecut, cemberut, dan tak ‘berminat’ dengannya!
Jadi, apabila Anda inginkan belajar jadi suami yang baik, cobalah memahami posisi dan kesibukannya yang padat merayap itu. Cukup mengerti, apabila Anda tak kuasa menggerakkan anggota badan untuk membantu sebab merasa sudah ribet di luar dan cukup hanya peran sebagai pencari nafkah.
Dengan pemahaman yang baik, saat pulang di senja hari saat rumah berantakan itu, minimal Anda tidak lagi menyampaikan dengan suara Bos, “Kamu ngapain saja sih? Tahu tidak apabila Saya tuh kelelahan? Selama seharian mencari nafkah untuk kamu dan anak-anak. Ngertiin Saya dong!? ”
Sebab, istri Anda yakni pendamping hidup, belahan jiwa, penasihat yang bijak ; bukanlah pembantumu..!!!, Sebarluaskan artikel ini supaya suami diluar sana mengerti betapa sibuknya menjadi seorang istri.