Kecintaan pada Rasulullah selain dari melakukan beragam sunnahnya, umat islam juga dianjurkan untuk bershalawat seperti yang tercantum dalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 56 yang berarti : “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah anda untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan padanya. ”
Walau Allah dan para malaikat bershalawat, namun shalawat Allah dan malaikatNya tentu berbeda. Shalawat Allah pada Nabi yakni berupa rahmat, sedangkan shalawat para malaikat berupa permohonan ampunan atau ucapan istighfar atas Nabi. Adapun shalawatnya umat islam yakni berupa doa seperti yang telah di ajarkan oleh Nabi sendiri.
Kecintaan ini dapat diperlihatkan oleh seorang nenek tua penjual bunga cempaka di daerah Madura yang setiap kali usai berjualan waktu siang hari, ia selalu singgah di Masjid Agung kota itu. Nenek itu juga lalu mengambil air wudhu dan melakukan shalat Dzuhur dan berwirid tasbih, tahmid, takbir dan tahlil sebanyak 33 kali. Ia juga berdoa dengan khusyuk di balik kehidupannya yang begitu sederhana.
Akan tetapi setelah itu ia cepat-cepat menuju halaman masjid dan membungkuk cukup lama. Ternyata nenek itu tengah membersihkan halaman masjid melalui cara mengambil selembar untuk selembar daun. Walaupun cuaca kota cukup panas dan buat keringat bercucuran, namun nenek itu tetaplah melanjutkan kegiatannya mengambil daun satu persatu.
Aktivitas seorang nenek di halaman masjid itu juga dilihat oleh Takmir Masjid. Sampai keesokannya Takmir Masjid itu berniat bersihkan halaman masjid lebih awal karena merasa kasihan pada nenek itu.
Waktu nenek itu usai melakukan shalat Dzuhur, ia kaget karena halaman masjid tidak seperti biasanya yang berantakan dedaunan. Tetapi bukannya suka, nenek itu jadi menangis sambil masuk dalam masjid.
Nenek itu juga mempertanyakan pada beberapa orang yang ada di dalam masjid mengenai keadaan halaman masjid yang sudah bersih. Setelah diterangkan bila mereka mengerjakannya karena kasihan pada sang nenek, nenek itu jadi memohon agar janganlah dibersihkan apabila memanglah merasa kasihan kepadanya. Pada akhirnya Takmir Masjid juga menuruti keinginan nenek penjual bung cempaka itu.
Besok harinya nenek pemungut daun itu kerjakan kembali pekerjaan yang umum ia lakukan sesudah selesai shalat Dzuhur. Lihat semangat nenek itu, sebagian jamaah memohon kyai yang cukup dihormati untuk bertanya mengapa nenek itu demikian semangat untuk bersihkan sendiri dedaunan di halaman masjid.
Kyai juga juga bicara dengan sang nenek tentang semangatnya bersihkan halaman. Sebelumnya menjawabnya, nenek itu berikan prasyarat pada sang kyai agar hanya kyai saja yang dapat tahu alasannya dan dapat disebar bila si nenek telah meninggal dunia.
Setelah setuju, nenek itu mulai menceritakan bila amal yang ia lakukan mulai sejak dulu sangat sedikit. Sesaat ia demikian menyukai Rasulullah dan menginginkan bersamaan beliau di akhirat. Jadi nenek itu membaca shalawat setiap saat mengambil selembar daun di halaman itu dan mengharapkan agar daun-daun itu jadi saksi atas cintanya pada Rasulullah.
Subhanallah.. Sungguh cerita ini tidak cuma tunjukkan kecintaan pada Rasulullah yang begitu besar, namun juga memperlihatkan pribadi seorang umat muslim yang rendah hati dan terasa hina atas amalnya yang masihlah sedikit.
Semoga kita yang mengakui cinta pada Rasulullah bisa selalu membaca shalawat setiap waktu tanpa melalaikan kewajiban yang paling utama pada Allah sampai kelak Allah juga mempertemukan kita dengan Rasulullah dalam surgaNya. Aamiin
Wallahu A’lam
kabarmakkah. com