KH Subchan Al Mubarok, pengasuh Ponpes Perut Bumi Maulana Maghribi, Tuban, Jawa Timur, betul-betul lelananging jagat. Memasuki umur 74 th., dia menikah untuk kali kesepuluh. Istri terakhir yang dinikahi Jumat lalu, adalah seorang gadis cantik berumur 18 th..
SIANG itu kediaman Kiai Subchan yang berlokasi di kompleks Ponpes Perut Bumi Maulana Maghribi ramai tamu. Puluhan mobil berjajar di sepanjang Jalan Gedongombo. Seperangkat sound sistem terpasang di pintu masuk ruang utama.
Sebagian tamu itu bukanlah jamaah maupun orang yang punya maksud ziarah ke ponpes yang berlokasi di dalam gua itu. Namun, undangan walimatul nikah (resepsi pernikahan). Karena itu, demikian turun dari mobil, mereka jalan kaki menuju rumah kiai yang ada di atas gua. Sesaat satu-dua rombongan jamaah ziarah segera menuju pintu gerbang gua.
Tamu undangan itu sebagian besar pengiring pengantin wanita. Selebihnya, keluarga pengasuh ponpes itu.
Siang itu Kiai Subchan miliki maksud mengadakan walimatul ursy. Pengantin putrinya, Ika Nur Afifah, 18, warga
Kapas, Bojonegoro. Inti dari proses nikah itu hanya pencatatan akta saja. Sebab, Kiai Subchan dan Ika sudah mengadakan nikah siri pada 25 November 2012. Bahkan, sekarang ini Ika sudah hamil empat bln..
Prosesi pernikahan yang dipimpin Kepala Kantor Permasalahan Agama (KUA) Semanding Rofii berjalan khidmat. KH Lutfi dari Malang didaulat menikahkan sekalian memberi khotbah nikah dan memimpin doa.
Dua kiai lain lengkapi doa di upacara sakral itu. Mereka, Habib Ali Asegaf (Tuban) dan Kiai Bukhori (Bogor). Dalam pernikahan yang tercatat dalam akad nikah nomor 266/30/IV/2013 itu, Kiai Subchan menyerahkan mas kawin berupa perhiasan emas pada pengantin wanita.
Selesai upacara, Kiai Subchan testimoni bila pernikahan Jumat siang itu yaitu kali kesepuluh untuk dirinya. Dari sembilan wanita yang dinikahi terlebih dulu, dia dikaruniai 32 anak. Istri-istrinya itu dinikahi waktu Kiai Subchan melakukan aktivitas dan tinggal dari satu daerah ke daerah yang lain.
’’Jadi, di tiap-tiap daerah yang saya tinggali, saya miliki istri, ’’ tandas Kiai Subchan yang waktu itu didampingi Ika dan Sri Wisma Ningsih, 45, salah seorang anaknya. (JPNN. com)
SIANG itu kediaman Kiai Subchan yang berlokasi di kompleks Ponpes Perut Bumi Maulana Maghribi ramai tamu. Puluhan mobil berjajar di sepanjang Jalan Gedongombo. Seperangkat sound sistem terpasang di pintu masuk ruang utama.
Sebagian tamu itu bukanlah jamaah maupun orang yang punya maksud ziarah ke ponpes yang berlokasi di dalam gua itu. Namun, undangan walimatul nikah (resepsi pernikahan). Karena itu, demikian turun dari mobil, mereka jalan kaki menuju rumah kiai yang ada di atas gua. Sesaat satu-dua rombongan jamaah ziarah segera menuju pintu gerbang gua.
Tamu undangan itu sebagian besar pengiring pengantin wanita. Selebihnya, keluarga pengasuh ponpes itu.
Siang itu Kiai Subchan miliki maksud mengadakan walimatul ursy. Pengantin putrinya, Ika Nur Afifah, 18, warga
Kapas, Bojonegoro. Inti dari proses nikah itu hanya pencatatan akta saja. Sebab, Kiai Subchan dan Ika sudah mengadakan nikah siri pada 25 November 2012. Bahkan, sekarang ini Ika sudah hamil empat bln..
Prosesi pernikahan yang dipimpin Kepala Kantor Permasalahan Agama (KUA) Semanding Rofii berjalan khidmat. KH Lutfi dari Malang didaulat menikahkan sekalian memberi khotbah nikah dan memimpin doa.
Dua kiai lain lengkapi doa di upacara sakral itu. Mereka, Habib Ali Asegaf (Tuban) dan Kiai Bukhori (Bogor). Dalam pernikahan yang tercatat dalam akad nikah nomor 266/30/IV/2013 itu, Kiai Subchan menyerahkan mas kawin berupa perhiasan emas pada pengantin wanita.
Selesai upacara, Kiai Subchan testimoni bila pernikahan Jumat siang itu yaitu kali kesepuluh untuk dirinya. Dari sembilan wanita yang dinikahi terlebih dulu, dia dikaruniai 32 anak. Istri-istrinya itu dinikahi waktu Kiai Subchan melakukan aktivitas dan tinggal dari satu daerah ke daerah yang lain.
’’Jadi, di tiap-tiap daerah yang saya tinggali, saya miliki istri, ’’ tandas Kiai Subchan yang waktu itu didampingi Ika dan Sri Wisma Ningsih, 45, salah seorang anaknya. (JPNN. com)