Jusriani wanita berumur 50 th. yang memiliki warung nasi di Pasar Induk Rau Kota Serang, sakit usai dagangan di warung nasi miliknya diangkut Satpol PP Kota Serang. Karena dinilai sudah melanggar Perda Wali Kota yang buka rumah makan di Bln. Ramadan di siang hari.
Jusriani yang biasa disapa Eni kini hanya dapat berbaring di warungnya, karena mengalami demam tinggi. Sedangkan warungnya yang sempat tutup selama beberapa hari kini sudah buka serta dijaga oleh kerabatnya.
" Kena panas dingin karena kena kagetnya (waktu barang dagang diangkut Satpol PP), " tutur Eni, Sabtu (11/6).
Eni menyayangkan warungnya digerebek Satpol PP. Eni menilainya banyak warung lain yang buka, tetapi mengapa warungnya saja yang digerebek.
" Kan banyak yang buka restoran-restoran, kenapa warung saya saja yang digerebek sama Pol PP, " kata Eni.
Diberitakan sebelumnya, Jusriani baru saja buka warung makannya di lantai 2, Pasar Induk Rau Kota Serang. Hidangan sederhana menggugah selera kebanyakan udah masak serta bersiap diserang pelanggan. Bukannya didatangi pelanggan, warung nasi kepunyaannya malah diobrak-abrik petugas keamanan.
Warung nasi perempuan berumur 50 th. itu digeruduk petugas Satpol PP. Makanan buatannya banyak disita. Petugas merasa kalau Jusriani sudah melanggar Perda karena membuka warung nasi pada siang hari di dalam bulang Ramadan.
Paras Jusriani mendadak berubah. Dia hanya pasrah dan menangis waktu petugas Satpol PP Kota Serang mengangkut pelbagai makanan sederhananya, mulai dari ikan tongkol, telur balado, nasi maupun sayur dan lauk pauk yang lain.
" Ini (warung) baru buka. Ikan juga belum saya kasih sambel. Semua sudah diangkut (Satpol PP), " keluh Jusriani,
Dia menyayangkan sikap Satpol PP Kota Serang mendadak mengangkut makanan dagangannya. Sebab, sejauh ini dia merasa belum mendapat imbauan mengenai larangan menjual makanan di siang hari selama Ramadan. " Belum ada surat peringatan, " tegasnya.
Hal serupa juga dihadapi Marfuah, pemilik rumah makan di kawasan Cikepuh, Kota Serang. Dia juga menangis melihat dagangannya diangkut petugas Satpol PP. Sambil memelas, dia merengek supaya dagangannya tidak diangkut.
" Jangan dibawa dagangan saya. Kasihan Pak, " ungkap Marfuah pada petugas. Sumber : Merdeka